KISAH 4-SAUDARA

Karena, seperti daunnya yang hijau
Ladangnya yang luas
Seperti itulah keluarga
Tempat kita pulang, seluas-luasnya, sehijau-hijaunya

Terkadang aku gak tau, harus ngerasa beruntung atau justru sebaliknya
ya, kamu benar ini akan menjadi cerita tentang aku dan ke-tiga saudara ku
kita kenalan dulu ya

Anak pertama atau si sulung ini memiliki nama yang kalau semua orang dengar akan seperti "indah sekali arti namanya" padahal mungkin, si sulung pun gak tau apa arti dari namanya sendiri, ya kenalkan dia Cahaya, manusia pertama yang lahir setelah ayah dan ibu
karena, dia begitu bersinar membawa masa depan dengan begitu berkilau
begitulah kira-kira bagaimana orang menilai

Lalu, anak kedua atau yang biasanya disebut dengan anak tengah, yang selalu dipandang sebelah mata oleh siapapun yang melihat, dia Ratu
bagai sesuatu yang tak mudah untuk disentuh, sulit dipahami, dan tak mau diatur
dia yang memegang kendalinya sendiri, bahwa siapapun yang menghancurkan prinsipnya maka orang itu akan mati

Kemudian, kita beralih pada satu-satunya mahkota. kenapa? karena yang satu ini benar satu-satunya laki-laki diantara kita selain ayah, bagaimana ya menyebutnya.. mungkin, aku bisa bilang bahwa dia adalah manusia beruntung kedua setelah aku dicerita ini, atau bahkan mungkin aku lah si pemain pemeran kedua didalam hidupku sendiri

Dan kita berada di penghujung perkenalan, yap kenalkan inilah aku manusia seperti angin atau mungkin air? aku gak tau pasti, tapi semua yang dengan mudahnya berhembus, mudahnya mengalir itu aku. kenapa? karena aku hidup untuk mengikuti bagaimana cara kerja dunia, kalau ke-tiga saudara ku adalah pemberontak, lalu siapa yang akan menaati? ya... aku lah

Aku adalah adik ke-tiga untuk si sulung, adik ke-dua untuk anak tengah, dan satu-satunya adik untuk si laki-laki itu. tapi, mereka semua bertingkah seolah-olah hanya akulah adik satu-satunya
oh.. nggak nggak..
bahkan mungkin aku satu-satunya saudara untuk mereka, bagaimana semua ini begitu tega
sementara aku memiliki ke-tiga saudara dan mereka hanya memiliki satu?

Bagaimana semua ini menjadi mungkin, ibu dan ayah susah payah membuat 4saudara, tapi semua saudara ku hanya menganggap aku, dan.…
disinilah aku mulai merasa aku tidak beruntung
ketika aku mendapat semua perhatian dari semua saudara ku, tapi perhatian sang ibu hanya pada laki-laki itu, ntah karena mungkin dia si satu-satunya, bahkan mungkin bagaikan harta karun untuk ibu
begitu juga dengan ayah, ntah..
ayah mungkin menganggap seperti punya teman, atau bisa jadi seperti melihat dirinya dimasa lampau

Terkadang aku harus mengalah demi satu buah telor goreng, hanya untuk si laki-laki itu karena dia merasa lapar. tapi taukah bu? aku juga..
mengalah untuk menunggu jam makan berikutnya, karena lauknya hanya cukup untuk si laki-laki
bahkan, merelakan beberapa bagian yang milik ku hanya untuk si laki-laki itu
aku berpikir, sebenarnya yang adik siapa? kenapa aku yang selalu mengalah demi kemauan dia

Lalu akhirnya terlintas, sebenarnya aku beruntung atau tidak ya?
atau mungkin ini memang sudah seharusnya seperti ini

Tapi kemudian aku sadar bahwa pemikiran ku salah

Sebanyak apapun aku bertanya, tidak akan pernah ada jawabnya, karena ini bukan persoalan beruntung atau buntung, tapi bagaimana kita bersyukur atas segala sudut pandang
harusnya aku bersyukur, bahwa ternyata semenjekelkan apapun mereka, mereka tetap saudara
saudara yang gak akan ada matinya

Ini juga tentang keadilan yang diberikan oleh Tuhan, Tuhan gak mau lihat laki-laki itu, kakak laki-laki ku, sendiri sedang iya memiliki tiga
ketika ia tidak mendapatkan dari kakak-kakak ku maka Tuhan berikan melalui ibu dan ayah
tapi, bukan berarti mereka tidak menyayangiku dan begitu dengan saudaraku yang lainnya

Banyak sekali yang bilang, "punya saudara banyak tuh ribet ya, pasti sering berantem, gak akur, ada aja yang direbutin" iya sih benar, tapi kalau nggak kayak gitu, kebayang gak sih se sepi apa tempat pulangnya kita?

Pernah kebayang gak, seharian capek ngejalanin tugas dunia, terus pulang ketemu sama mereka
itutuh… kayak berasa yang tadinya berat banget, langsung tiba-tiba bebannya berjatuhan
disapa dengan hangatnya mereka, padahal cara nanya-nya ngeselin banget

Ya tapi, cuma mereka kan yang aku punya
kata ibu
"yang namanya keluarga, gak ada bekas"
"mau sejahat apapun mereka, darahnya yang mengalir sama dengan darah yang ada didalam tubuhmu"
"jangan pernah menilai saudaramu setengah-setengah"
"kalau kamu susah, percaya saudara takkan pernah meninggalkan"

Iya, aku percaya ibu.


Komentar

Postingan Populer