si gemuruh/deru derita
segala biru kau beri saat hidupku cukup abu
kau datang membawa hitam pada hidupku yang sudah kelam
aku tak tau, kau mengejar rasa atau ambisimu
seperti piala penghargaan kah driku yang harus kamu rebut?
tidakkah mencintaiku dalam diam harusnya sudah lebih dari cukup?
hadirmu itu loh, Guntur.. seperti namamu
bergemuruh, getar sampai getir
rintik air yang tak lupa kau hujani aku dengan derita
kemudian, kamu bertanya "harus kah kisah kita sesingkat tanda titik di belakang koma?"
Guntur.. kilatmu tak cukup bersinar untuk menerangi gelapku
maka tiap pertanyaan itu keluar melalui lisanmu, aku hanya bisa memberitahu "yang aku cari, bukan cahaya yang datang sesekali bersamaan dengan deru deritamu itu"
aku mau dia, bukan kamu yang membuatku nampak sia-sia.
seperti namamu, kau datang menghadirkan gemuruh yang bising,
deru yang tidak asing
dan seperti kita, mejelaskan padaku bahwa tidak ada yang ada selain derita.
maka tiada yang bisa kita lakukan selain mengabulkan sebuah ikrar janji perpisahan
Guntur, di sini kita yang salah
kamu memainkan peran yang dibenci semua orang
ya, kamu si nomor tiga
tapi ini juga salahku, terlalu menerima perasaanmu apa adanya
tanpa sadar, aku telah mendekap dan mengikatmu erat
melarang mu pergi dan menjauh
tapi tidak ada satupun rasa yang bisa aku jelaskan
tidak ada satupun hubungan yang dapat aku janjikan
kamu gak salah
karna sejak awal aku tau maksudmu mendatangiku,
dan aku hanya ingin membalas dengan sebagai mana seharusnya.
Komentar
Posting Komentar