Penjelasan

disetiap gelap, 
pada saat aku tersesat,
bahkan ketika aku hilang asa, 
kamu di sana.

bukan dengan menyalurkan tangan,
ataupun menyediakan bahu,
tapi kamu menghadiahkan kehadiran,
memberi telinga.

juga, dengan cahaya,
saat ku mengucap syukur,
tanggal-tanggal bahagia,
kamu di sana.

tidak hanya kata selamat,
kamu bahkan mendatangkan ku,
meninggalkan jejak,
memberi, menyisihkan, dan meluangkan semua waktu.

tapi tak tau dari mana,
sejak kapan,
semua kehadiran-kehadiran sederhana yang kamu ciptakan
tak lagi cukup untuk dirimu sendiri

memberi tanda tanya 
pada kalimat yang sudah diberi tanda titik
menyisakan pertanyaan
pada pernyataan yang sudah jelas dimana letak "selesai" itu berada

aku terpaksa melepas ikatan erat yang ada diantara kita
sedang kamu, dipaksa untuk melupa
kita egois, memang

tapi, tidak ada lagi cara selain berkorban
harus ada yang hilang,
entah aku, kamu, perasaan itu, atau pertemanan kita
apa kamu bisa pilihkan satu?

prediksi adalah kata yang paling jauh,
terlalu dekat, membuat semuanya buram
kamu tersandung,
dan aku yang buta.

tulisanku pun tak mampu menjelaskan bagaimana hancurnya kita berdua
kemungkinan-kemungkinan yang bagaimana bisa ini terjadi
kata-kata ku pun tak lagi bernyawa untuk menjawab tanda tanya yang ada 
aku pun tak tau bagaimana menyelesaikan omong kosong ini

rusak.
semuanya, 
aku, kamu, bahkan kita bertiga

aku memaksa mu melupa,
akupun memaksa dia untuk menerima,
sedang tugas ku, adalah memperkecil kehadiran 

maaf. 
keahlianku memang menciptakan jarak
serta mengokohkan batas
tidak ada yang bisa aku lakukan sebaik ketika ku menjauh

kehadiran Nya bukan alasan,
pun kalau Dia tidak ada,
aku tetap tidak akan memilih mu

apakah kamu tau?
kata selesai pada hari itu,
karena, aku tak bisa menginginkan mu lebih

hubungan kita,
terkunci 
dalam sebuah pertemanan

bagaimanapun,
sampai kapan pun,
"teman"
akan selalu jadi jawaban

Komentar

Postingan Populer